Minggu, 07 November 2010

Tugas Linguistik 3

SOAL


  1. B – S : Subsistem fonologis merupakan satu dari sistem bahasa.
Jawab
Benar. Bahasa adalah ‘sebuah sistem yang memadukan dunia makna dengan dunia bunyi’. Bahasa merupakan suatu sistem; itu berarti bahwa bahasa itu sistematis dan sekaligus juga sistemis. Bahasa itu terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem fonologi, subsistem gramatika, dan subsistem leksikon. (Harimurti K., 2002:6).


  1. B – S : Fungsi bunyi dalam komunikasi dikaji oleh fonetik.
Jawab
Salah. Fonetik berkenaan dengan proses pembunyian, realisasi, dan penangkapannya melalui indra pendengaran, sedangkan fonologi berkenaan dengan fungsi bunyi-bunyi bahasa itu sebagai satuan bahasa yang memiliki fungsi pembeda, serta merupakan studi fungsi linguistis bahasa. (Rahyono F.X.,2002:45).

  1. B – S :Peranan bunyi dalam komunikasi sebagai ‘encoder’.
Jawab
Benar. Bunyi berperan sebagai ‘encoder’dalam komunikasi. Komunikasi berlangsung dari encoder (communicator) kepada decoder (listener) dengan medium signal yang merujuk pada realita. (Prof. Dr. H. Achmad H.P.)
  1. B – S : Pandangan orang terhadap ujaran menjadi dasar bagi studi fonologi
Jawab
Benar. Dalam buku UNIVERSELE FONOLOGIE ”een inleiding in de klanker” yang ditulis oleh Anneke Neijt menjelaskan bagaimana bentuk bunyi ujaran dengan segala sistem bahasa hingga bunyi ujaran tersebut dapat didengar melalui indra pendengaran. Oleh pengarang menjelaskan semua bentuk bunyi ujaran dalam pembahasan Fonetik dan Fonologi. Baik Fonetik dan Fonologi yang berkenaan dengan satuan terkecil bahasa, yaitu bahasa. Dalam pembahasan Fonetik menjelaskan proses pembunyian, realisasi dan penangkapannya melalui indra pendengaran. Sedangkan Fonologi itu sendiri berkenaan dengan fungsi bunyi bahasa itu sebagai satuan bahasa yang memilki fungsi pembeda atau Distingtif. (http://kurid08.wordpress.com/)

  1. B – S : Fonetik akustik berkaitan dengan proses mental seseorang memahami ujaran
Jawab
Salah. Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getarannya, amplitudonya. Intensitasnya, dan timbrenya. (Abdul Chaer, 2007:103)

  1. B – S : Fungsi pokok paru-paru adalah untuk berbahasa.
Jawab
Benar. Paru-paru berfungsi untuk memompakan udara dalam proses produksi bunyi, hingga menghasilkan bunyi-bunyi ujaran. Dan ujaran itulah yang kita gunakan untuk berbahasa. (Rahyono F.X., 2002:34).

  1. B – S : Glotis adalah pita suara yang bergetar.
Jawab
Benar. Pada bagian pangkal tenggorokan terdapat pita suara (vocal folds) yang membentuk celah yang disebut glotis. Pita suara mengatur lebar-sempitnya glotis dan menjadi salah satu sumber bunyi yang bergetar akibat aliran udara dari paru-paru menuju ke tenggorokan. (Rahyono F.X., 2002:34).

  1. B – S : Bunyi [b], [d], [g] dihasilkan dengan arus udara yang bergetar.
Jawab
Salah. Bunyi [b], [d], [g] dihasilkan dengan cara menghambat total aliran udara oleh artikulator aktif dan melepaskan secara meletup. (Rahyono F.X., 2002:38).

  1. B- S : Titik temu antara kedua artikulator disebut struktur.
Jawab
Salah. Yang benar yaitu striktur. Striktur adalah keadaan, cara, atau posisi  bertemunya artikulator aktif dan artikulator pasif. (Abdul Chaer, 2007:108).

  1. B – S : Bunyi [z] dan [s] adalah bunyi apiko palatal.
Jawab
Salah. Yang benar yaitu laminopalatal. /z/: konsonan laminopalatal, geseran, bersuara. /s/ : konsonan laminopalatal, geseran, tak bersuara. (Abdul Chaer, 2002:119).

  1. B – S : Palatalisasi terjadi pd kata ”biara”.
Jawab
Benar. Palatalisasi dilakukan dengan jalan menaikkan bagian depan lidah sesudah terjadinya artikulasi pertama. (Abdul Chaer, 2002:109).

  1. B – S : Silaba adalah satuan ritmis dalam ujaran yang berintikan kontoid.
Jawab
Salah. Silaba adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran yang mempunyai puncak kenyaringan yang biasanya jatuh pada sebuah vokal.. Satu silaba biasanya meliputi satu vokal, atau satu vokal dan satu konsonan atau lebih. (Abdul Chaer, 2002:123).

  1. B – S : Kluster selalu berdistribusi akhir silaba
Jawab
Salah. Yang berdistribusi pada akhir silaba adalah onset.
14.  B – S :Interlude adalah batas silaba.
Jawab
Benar. Contoh: siabel dari kata demonstrasi. Kita lihat bunyi [s] bisa menjadi onset pada silabel [stra] dan menjadi onset pada silabel [mons]. Bunyi yang sekaligus dapat menjadi onset dan koda pada dua buah silabel yang berurutan disebut interlude. (Abdul Chaer, 2002:124).

  1. B – S : Ciri-ciri dari suprasegmental disebut prosodi.
Jawab
Salah. Prosodi merupakan nama lain dari suprasegmental. Bagian dari bunyi segmental disebut bunyi suprasegmental ata prosodi. (Abdul Chaer, 2002:120).

  1. B – S :Intonasi atau melodi adalah variasi tekanan dalam ujaran.
Jawab
Salah. Intonasi bukan variasi tekanan, melainkan variasi nada atau pitch. (Abdul Chaer, 2002:121)

  1.  B – S :Tanda [/] adalah jeda antarsuku kata kata.
Jawab
Salah. Tanda [/] bukan jeda antarsuku kata, melainkan jeda antarkata dalam frase. (Abdul Chaer, 2002:122).

  1.  B – S : Tanda [#] adalah jeda akhir kalimat.
Jawab
Salah. Bukan akhir kalimat, melainkan jeda antar kalimat dalam wacana. (Abdul Chaer, 2002:122).

  1.  B – S :Ilmu yang mempelajari fonem disebut fonetik.
Jawab
Salah. Ilmu yang mempelajari fonem disebut fonemik. Sedangkan fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. (Abdul Chaer, 2002:103).


  1.  B – S : Satu dari cara untuk menemukan fonem adalah dengan mencari kata-kata dalam pasangan kontras.
Jawab
Benar. Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita harus mencari sebuah satuan bahasa, lalu membandingkannya dengan satuan bahasa lain yang berkontras minimal dengan satuan bahasa yang pertama. (Abdul Chaer, 2002:125).


  1. B – S : Pasangan minimal memiliki unsur yang sama sebagai lingkungan yang sama.
Jawab
Benar. Dua buah kata yang mirip, seperti kata laba dan raba merupakan pasangan minimal. Tetapi kadang-kadang pasangan minimal tidak mempunyai jumlah bunyi yang persis sama. (Abdul Chaer, 2002:126).

  1. B – S : Semua fonem dalam pelaksanaan ujaran memiliki alofon (variasi alofonemis)
Jawab
Benar. Karena alofon adalah realisasi dari fonem. (Abdul Chaer, 2002:128).

  1. B – S : Fonem [b], [p] dan [m] membentuk pola simetri berdasarkan posisi uvula (oral atau nasal)
Jawab
Salah. [b] dan [p] bukan bunyi nasal, melainkan hambat. Tapi [m] merupakan bunyi nasal. (Abdul Chaer, 2002:119).


  1. B – S : Fonem /h/ pada kata “huta” sering diucapkan “uta”. Fenomena ini disebut kontraksi.
Jawab
Benar. Dalam percakapan yang cepat atau dalam situasi yang informal sesekali si penutur menyingkat atau memperpendek ujarannya. (Abdul Chaer, 2002:176).

  1. B – S : Simbol /D/ adalah netralisasi dari bunyi  /b/ dan /d/.
Jawab
Salah. Simbol /D/ dipilih untuk menetralisasi bunyi /b/ dan /t/. (Abdul Chaer, 2002:135).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar